Template by:
Free Blog Templates

Selasa, 05 Januari 2010

Memetik Buah Ilmu

[color=#FF0000]

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa yang menuntut ilmu dalam rangka menghidupkan ajaran Islam, maka dia termasuk kategori shiddiqin dan derajatnya berada di bawah derajat kenabian.” (Al ‘Ilmu fadhluhu wa syarafuhu, hal. 141).

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya seluruh sifat yang menyebabkan hamba dipuji oleh Allah di dalam Al Qur’an maka itu semua merupakan buah dan hasil dari ilmu. Dan seluruh celaan yang disebutkan oleh-Nya maka itu semua bersumber dari kebodohan dan akibat darinya…” (Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 128). Beliau juga menegaskan, “Tidaklah diragukan bahwa sesungguhnya kebodohan adalah pokok seluruh kerusakan. Semua bahaya yang menimpa manusia di dunia dan di akhirat maka itu adalah akibat dari kebodohan…” (Al ‘Ilmu, fadhluhu wa syarafuhu, hal. 101).
Syaikh Abdurrahman bin Qasim rahimahullah mengatakan, “Imam Ahmad mengatakan, “Menuntut ilmu dan mengajarkannya lebih utama daripada berjihad dan amal sunnah lainnya”. Karena memang ilmu itu adalah asas dan pokok urusan, bahkan dia merupakan ibadah paling agung serta kewajiban kolektif (fardhu kifayah) yang paling ditekankan. Bahkan dengan ilmulah Islam dan kaum muslimin tetap hidup. Adapun ibadah-ibadah sunnah memberikan manfaat hanya bagi pelakunya sendiri dan tidak meluas kepada orang lain. Ilmu itulah warisan yang ditinggalkan para Nabi dan cahaya yang akan menerangi hati. Orang yang mewarisinya adalah golongan Allah dan pembela-Nya, mereka adalah orang yang paling utama di sisi Allah, paling dekat dengan-Nya, paling takut kepada-Nya serta paling tinggi derajatnya” (Hasyiyah Tsalatsatul Ushul, hal. 11).

[/color]

0 komentar:

Posting Komentar